Langsung ke konten utama

Daring dari Kediri

Dua bulan terakhir di tahun 2020. Nadin memutuskan untuk tinggal sementara di rumah uti dan kung. Rumah uti dan kung ada di Kediri. Sedangkan rumah Nadin ada di Malang. Uti dan kung tinggal berdua saja tapi setiap pagi menuju siang ada om yang datang untuk beraktifitas. Kehadiran Nadin seperti anak tunggal. Uti dan kung sangat memanjakan Nadin. Apa yang Nadin minta dan butuh selalu diberi. Setiap sudut rumah uti dijajah barang barang Nadin yang sangat banyak.

Hari itu Nadin membangun spot belajar yang membutuhkan 1 ruang tengah. Nadin juga membuat kamar sendiri. Camilan milik Nadin tersedia cukup banyak. Tidak ada kesusahan ketika tinggal di rumah uti dan kung. Semenjak itu Nadin tidak pernah lagi menjamah dapur seperti di rumahnya. Hari-hari Nadin sungguh menyenangkan. Banyak yang bisa dilakukan disana. Banyak juga rencana yang ingin dia wujudkan di Kediri seperti diet. 

Semenjak gemar membuat kue, Nadin naik berat badan 10kg. Nadin bukan anak yang suka olahraga. Sebelum pandemi, Nadin tergolong anak yang sangat kurus. Tanpa olahraga pun Nadin sudah punya aktifitas tinggi yang membuat badannya tetap ideal. Karna itulah Nadin berniat diet ketika di rumah uti. Tapi wacana tak sesuai realita. Nyatanya uti bisa menyuruh Nadin makan 5 kali dalam sehari. Bukan kurus yang didapat melainkan bertambah subur. Masakan uti tidak mungkin bisa di abaikan. Ditambah lagi uti selalu punya camilan yang menggoda untuk Nadin.

Banyak sekali cerita berharga di Kediri. Nadin bisa bebas keliling kediri dari ujung sampai ujing sendirian. Nadin banyak menghabiskan uang untuk membeli barang-barang unik dan makanan. Nadin bisa kemanapun yang dia mau sendirian. Ada jajanan favorit Nadin yang di Malang tidak ada, namanya maklor. Jajanan dari makaroni dan telur yang diberi bumbu bubuk. 

Kemana mana mereka selalu bertiga. Kalau tidak ya mereka pergi berdua saja. Nadin dan uti atau kung. Pernah suatu ketika mereka pergi membeli pot raksasa untuk pohon jambu milik uti. Mereka bertiga pergi. Sangat lucu sekali pasangan sepuh dengan seorang cucu perempuan. Harmonis dipandang. Sepulangnya mekera pergi ke swalayan. Lalu mengambil gaji pensiun. Dan diakhiri makan soto bertiga di dekat rumah. Momen yang tidak bisa dilupakan untuk Nadin. Nadin sangat sayang sekali dengan uti dan kung nya.

Hampir 2 bulan berlalu dan waktunya Nadin menikmati masa daringnya di rumah uti kung harus segera diusaikan. Tiba-tiba musibah datang. Kung jatuh dari plafon rumah padahal kurang seminggu lagi Nadin harus kembali ke Malang. Kejadian ini menjadi penutup kisah. Bersyukur kung tidak kenapa-kenapa. Hanya luka-luka tetapi ada sedikit retakan di tangan kirinya. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pertama di Hari Pertama Sekolah

 “Nadiinnnnnnnnnnnn jam berapa ini, kamu gak ikut psikotes apa ?” kata ibu “Ya Allah jam 6 pagi” kata Nadin Cepat-cepat Nadin lari ke kamar mandi. Memang Nadin tidak suka dengan beberapa hal baru. Seperti hari pertama ke sekolah. Menurutnya hari pertama ke sekolah itu mengerikan. Karna itu semalam dia tidak bisa tidur hingga subuh. Hari ini jadwal tes kemampuan MIPA dan psikotes di SMA Negeri 1 Langsat. Kegiatan rangkaian syarat tes masuk jurusan IPA. Tapi karna semalam Nadin tidak bisa tidur, akhirnya dia bangun kesiangan. Kejadian sangat fatal untuk hari pertama masuk sekolah. Nadin sangat mengecewakan hari itu. “Pakkkkk.... Tunggu sebentar.” ujar Nadin “Aduh nakk... Jam berapa ini baru datang, ayo cepat cepatttt” sorak salah satu guru pengajar di sekolah baru. Nadin lari sekitar 100 meter ke ruang ujian yang ada di lantai 3 dengan medan berkelok-kelok naik turun dengan terengah-engah. Sesampainya di kelas, wajah wajah serius menahan berak mengalihkan pandangannya pada Nadin. San...