Senin pagi, waktu itu bertepat paada tanggal 16 Maret 2020. Nadin mengencangkan dasinya untuk bergegas pergi ke sekolah. Dari ruang tengah gaduh suara TV pagi-pagi membuat seluruh anggota keluarganya tertarik menghampiri sumber suara. Ternyata berita wabah virus import dari Cina. Yang berbeda adalah mengapa presiden sampai turun tangan memeberitakan bahwa warga dihimbau melakukan karantina di rumah selama 2 minggu lamanya.
Nadin selesai bersiap diri. Dia pergi ke sekolah dengan perasaan senang. Akhirnya libur 2 minggu setelah jenuh sekali sekolah. Sesampainya di sekolah, para siswa dikumpulkan di lapangan. Perwakilan guru menyampaikan bahwa kita akan melakukan sistem pembelajaran dari rumah selama 2 minggu. Semua siswa bersorak kegirangan. Menurut mereka ini adalah doa yang terkabul. Setelah apel selesai. Semua siswa dipulangkan.
“Sepertinya kita akan seperti ini sampai lulus.” Ucap polos Nadin tanpa pikir panjang.
“Doa aja semoga gk sampai lulus.” Jawab teman Nadin.
Sepanjang apel, yang Nadin pikirkan adalah masa depannya. Dia sangat khawatir dengan cita-citanya yang sangat mengenar waktu dan umur. Dia takut bagaimana nantinya kalau wabah ini menjadi halangan Nadin untuk meraih mimpinya. Dia takut dengan apa yang akan terjadi apabila karantina terus diselenggarakan.
Dua minggu berjalan sangat canggung. Di rumah bukan bahagia malah terkurung tidak bisa kemana-mana. Virus sangat menghantui dan membuat tidak bebas. Sampai-sampai setelah pergi keluar rumah, baju langsung dicuci, mandi bersih, kendaraan dan jalan yang dilewati wajib disemprot disinfektan.
Tugas saat belajar dari rumah semakin tidak kira-kira. Guru dan siswa sangat sulit beradaptasi. Beberapa guru memberikan tugas yang biasanya selesai dalam 2-3 kali pertemuan yang bisa jadi itu dalam kurun waktu 2 minggu menjadi 1 hari selesai. Hal itu membuat jam belajar menjadi kacau meskipun tidak semua guru seperti itu. Tidak ada penjelasan materi waktu itu. Semua guru hanya memberikan tugas atau link video pembelajaran youtube yang membosankan.
Berawal dari 2 minggu, akhirnya pemerintah memperpanjang waktu karantina terus menerus hingga kini menjadi 2 tahun situasi tetap belum kondusif. Sekarang pembelajaran daring sudah banyak perubahan baik ketimbang dulu. Nadin masih bersemangat menuntaskan sekolahnya yang sebentar lagi akan selesai.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusrelate banget sama masa-masa ini:( masa transisi yang semuanya jadi amburadul. Cerita ini mewakili bgt:)
BalasHapusSemangat dinn
BalasHapusKeren kaliii loh ini!👍
BalasHapuskatanya 2 minggu kok jadi 2 tahunn😔
BalasHapusSemoga pandemi tidak menghambat kita tuk meraih citaa🥲
BalasHapusSemoga pandemi cepat berlalu... Dan semoga cita citamu segera terkabul kan 🙏😘
BalasHapusRelate bangetㅠㅠ Semangat dinnn! ♡
BalasHapusRelate bangeettt
BalasHapusmewakili syekali
BalasHapus