Langsung ke konten utama

Tugas Paling Berat

 Suatu minggu di Kediri, Nadin mendapat tugas mengerjakan UKBM bahasa Jawa yang sangat banyak. Tengatnya 1 minggu sedangkan Nadin sedang di Kediri. Tugas sudah dicicil mengerjakan selama 3 hari. Di hari ke 3 tugas yang selesai baru setengahnya. Mulai pukul 4 sore, Nadin mengerjakan hingga subuh tanpa henti. Sedangkan di hari ke 4 tugas harus sudah dikirim melalui travel pagi-pagi. Supaya bisa sampai di kantor Ayah lalu dibawa pulang. Dan di hari 5 bisa dititipkan pada teman Nadin, supaya di hari ke 6 bisa dikumpulkan pada teman lainya yang sudah diberi tugas menjadi perantara antara murid dengan guru mengingat situasi pandemi yang masih naik-naiknya.

Mau tak mau Nadin harus melembur tugasnya di hari ke 3 sejak sore hingga memasuki hari ke 4. Di hari ke 4 pun Nadin harus mengerjakan hingga pukul setengah 7 pagi. Padahal di jam 7 pagi, supir travel sudah menjemput tugas titipan Nadin.

Pukul 4 sore hingga 8 malam berjalan biasa. Masih santai karena uti dan kung belum tidur. Sinetron ikatan cinta masih menemani Nadin mengerjakan tugas. Suasana belum sepi. Masih nyaman dan belum jenuh.

“tugasmu banyak dek ?” kata uti.

“banyak ti.” Jawab Nadin.

Pukul 8 hingga 11 malam susananya masih bisa dimaklumi meskipun tontonan sudah habis. Sudah mulai lelah mengerjakan tugas. Sejenak Nadin mengambil camilan di lemari es. Lampu rumah sudah mulai dimatikan. Gelap sekali susananya. Cahaya di rumah yang remang remang sedikit membuat merinding. Apalagi kelambu jendela rumah yang lurus dengan lahan kosong memang sengaja tidak pernah ditutup, menambah horor suasana malam itu. Apalagi ketika Nadin mau pergi ke lemari es, harus melewati lorong gelap. Uti melihat Nadin mengerjakan tugas merasa tidak tega.

“belum selesai kah dek ? Uti pijitin mau ?” tanya uti.

“masih banyak.” Jawab Nadin.

“ tidak usah ti.” Lanjutnya.

Pukul 11 malam sampai 3 pagi. Awalnya suasana masih menyenangkan karena TV masih menayangkan FTV malam. Masih ada hiburan untuk menemani. Kepala sudah mulai berat. Menjelang pagi, stasiun TV sudah banyak yang berlayar pelangi. Mereka tidak menayangkan tontonan apapun. Suasana menjadi hening sunyi menyeramkan ditambah kepala yang sudah berat. Tugas masih belum selesai. Uti melihat Nadin masih belum selesai mengerjakan tugasnya jadi tidak bisa tidur dengan tenang. Setiap jam selalu keluar kamar untuk mengecek cucunya.

“lho uti kok bangun?” Kata Nadin saat melihat uti nya keluar kamar.

“gak bisa tidur uti dek, kepikiran.” Jawab uti.

“ini jajan dimakan sambil kerjain tugas.” Kata uti sambil menyodorkan berbagai macam camilan.

Pukul 3 pagi hingga pukul setengah 7 pagi. Kepala Nadin rasanya mau pecah. Tugasnya tidak selesai-selesai. Ditambah karena sudah lelah, fokus Nadin hilang. Ada tugas yang 2 kali dikerjakan. Alhasil membuang waktu dan boros tenaga. Nadin harus mengulang tugasnya. Menjelang subuh Nadin sudah mulai ada istirahatnya. Dan akhirnya tugasnya selesai. Perhatian uti juga menyelimuti Nadin.

“Ayo sholat dek !” uti menyuruh.

Dengan tangan gemetar, Nadin menyiapkan tugasnya untuk dikirim. Tenaganya tinggal sedikit. Saat ditelfon supir travel, Nadin sudah tak sanggup menanggapi. Semua diserahkan pada kung. Tugas ini sangat membuat heboh seisi rumah. Bahkan tetangga pun ikut menunggu supir travel datang menjemput tugas titipan Nadin. Sempoyongan Nadin melarikan tugasnya pada supir travel. Akhirnya tugas rampung dan sampai ke meja guru dengan selamat.


Komentar

  1. semoga guru tahu perjuangan mu ya:) even ga tau juga gapapa sih.. Allah Maha Tau

    BalasHapus
  2. penggambaran suasana di cerita ini sangat jelas, membuat pembaca bisa tenggelam dalam imajinasinya, bahkan imajinasi yang diinginkan penulis. salut sama penulisnya!

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. wahh Nadin orangnya rajin tanpa batas yaa, eh rajin atau terpaksa deadline yaa wkwkw

    BalasHapus
  5. Cerita sederhana tapi bagus 👍 semangat nadine 💪

    BalasHapus
  6. Nadin tuh sebenernya rajin, cuma kadang agak males aja ya kan

    BalasHapus
  7. Bagus banget, pembawaan ceritanya santai banget, enak dibaca!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pertama di Hari Pertama Sekolah

 “Nadiinnnnnnnnnnnn jam berapa ini, kamu gak ikut psikotes apa ?” kata ibu “Ya Allah jam 6 pagi” kata Nadin Cepat-cepat Nadin lari ke kamar mandi. Memang Nadin tidak suka dengan beberapa hal baru. Seperti hari pertama ke sekolah. Menurutnya hari pertama ke sekolah itu mengerikan. Karna itu semalam dia tidak bisa tidur hingga subuh. Hari ini jadwal tes kemampuan MIPA dan psikotes di SMA Negeri 1 Langsat. Kegiatan rangkaian syarat tes masuk jurusan IPA. Tapi karna semalam Nadin tidak bisa tidur, akhirnya dia bangun kesiangan. Kejadian sangat fatal untuk hari pertama masuk sekolah. Nadin sangat mengecewakan hari itu. “Pakkkkk.... Tunggu sebentar.” ujar Nadin “Aduh nakk... Jam berapa ini baru datang, ayo cepat cepatttt” sorak salah satu guru pengajar di sekolah baru. Nadin lari sekitar 100 meter ke ruang ujian yang ada di lantai 3 dengan medan berkelok-kelok naik turun dengan terengah-engah. Sesampainya di kelas, wajah wajah serius menahan berak mengalihkan pandangannya pada Nadin. San...