Langsung ke konten utama

Insecure

 Fase terberat dalam hidup Nadin. Merasa menjadi manusia paling tidak berguna. Manusia paling malas. Manusia yang tidak punya kemampuan. Manusia yang lemah. Manusia yang terbelakang. Manusia paling tidak punya apa apa. Manusia tidak berhasil.

Berawal dari pemikiran lebay, Nadin merasa dirinya yang seharusnya punya waktu fleksibel saat daring bisa membuat sesuatu yang berguna dan menguntungkan. Tetapi Nadin sekarang dan dulu sebelum pandemi malah mengalami penurunan aktifitas. Tidak punya waktu untuk hal baru karena tugas menumpuk. Kehidupannya berasa monoton. Tidak seperti orang orang di sosial medianya yang punya hal baru. Nadin terus membandingkan dirinya dengan teman bahkan orang yang tidak dikenalnya langsung.

Dulu Nadin punya keinginan untuk membuat konten make up di instagram. Semua uangnya dibelanjakan seperangkat alat make up. Tidak sedikit uang yang dikeluarkan. Bisa-bisa seharga HP keluaran terbaru saat itu. Tapi dengan fasilitas yang sudah mumpuni, Nadin tidak percaya diri di depan kamera. Akhirnya niat membuat konten ditunda terus menerus sampai konten make up di instagram booming. Semenjak itu Nadin menganggap basi dan terlewat zaman jika memulai idenya. Padahal rencana itu sudah disusun jauh-jauh hari sebelum pandemi covid. 

Rencana membuat usaha sabun organik pun pernah terbesit dipikirannya. Nyatanya membuat sabun tidak bisa asal asalan. Apalagi ini produk yang digunakan untuk badan. Tidak bisa sembarangan meracik. Pupus sudah rencana itu.

Bisnis kerajinan. Modal usaha Nadin sudah habis untuk membeli make up. Tabungan sudah tidak memungkinkan untuk membuat usaha. Sebenarnya bisa jika dipaksa. Tetapi Nadin takut mengambil resiko. Gagal juga rencana bisnisnya.

Setelah itu Nadin merasa dirinya tidak berguna. Melihat konten orang di media sosial membuat Nadin insecure. Melihat temannya mempublikasikan kemajuan mereka, membuat Nadin merasa tertinggal. Nadin merasa dirinya tidak pernah melakukan apapun yang berguna seperti orang lain. Media sosial menjadi boomerang untuk Nadin. Nadin mulai stres memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk memajukan dirinya. Rasanya campur aduk. Mental Nadin berantakan.

Nadin merasa jika hal ini terus terjadi tidak akan baik untuk kesehatan mentalnya. Akhirnya Nadin mulai menata kembali kehidupan sosialnya. Mulai membuat akun media sosial instagram ke 2 berisi kutipan kutipan rohani. Mulai lebih mendekat lagi pada sang pencipta. Dan menjauhi media sosial orang yang membuat dia insecure. Mengarsipkan cerita Whatsapp teman temannya. Hanya membagikan cerita Whatsapp pada 0 orang. Mengurangi komunikasi dengan teman teman melalui media sosial meskipun itu sahabatnya. Berkenalan dengan teman anonim yang mau diajak bertukar pikiran posistif. Hal hal itu membuat Nadin lebih baik. Lebih bisa menerima dirinya. Kurang lebih kejadian itu berlangsung 3 bulan.

Semenjak healing, Nadin merasa lebih baik. Bisa menerima kekurangannya. Nadin ingat sebenarnya dia tidak seburuk itu. Selama pandemi Nadin pernah membuat kue. Nadin juga mengerjakan tugas dengan baik, tugas-tugasnya dihias dengan bolpoin warna. Hal-hal itu sudah bisa dijadikan produktifitas. Hanya saja kegiatan yang Nadin lakukan tidak dibagikan di media sosial. 


Komentar

  1. ayo jgn insecure😃😃😃

    BalasHapus
  2. Banyakin bersyukur sii, tapi kisahmu iki sekaligus menyadarkan kita sebagai pembaca

    BalasHapus
  3. omg can relate sama fase ini, tapi bangga banget kamu bisa survive! terimakasih sudah mau bangkit!!!

    BalasHapus
  4. gapapa yok, Nadin become a better person✨

    BalasHapus
  5. Nadin jangan insecure. Potensi Nadin banyak jadi harus tetap positif thinking

    BalasHapus
  6. jangan menyerah sebelum berusaha...cayoooo semangaaattttt nadin

    BalasHapus
  7. Banyakin bersyukur, biar pahala berlipat tak terukur!

    BalasHapus
  8. SEMANGAATT! Jgn stress stress bahaya lo kesehatannyaa

    BalasHapus
  9. Gaboleh gitu dinnn kalo insecyre ga di kasih soto loh, semangatt nadinnnn

    BalasHapus
  10. relate banget sama ceritanyaa! Bagus bangett

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pertama di Hari Pertama Sekolah

 “Nadiinnnnnnnnnnnn jam berapa ini, kamu gak ikut psikotes apa ?” kata ibu “Ya Allah jam 6 pagi” kata Nadin Cepat-cepat Nadin lari ke kamar mandi. Memang Nadin tidak suka dengan beberapa hal baru. Seperti hari pertama ke sekolah. Menurutnya hari pertama ke sekolah itu mengerikan. Karna itu semalam dia tidak bisa tidur hingga subuh. Hari ini jadwal tes kemampuan MIPA dan psikotes di SMA Negeri 1 Langsat. Kegiatan rangkaian syarat tes masuk jurusan IPA. Tapi karna semalam Nadin tidak bisa tidur, akhirnya dia bangun kesiangan. Kejadian sangat fatal untuk hari pertama masuk sekolah. Nadin sangat mengecewakan hari itu. “Pakkkkk.... Tunggu sebentar.” ujar Nadin “Aduh nakk... Jam berapa ini baru datang, ayo cepat cepatttt” sorak salah satu guru pengajar di sekolah baru. Nadin lari sekitar 100 meter ke ruang ujian yang ada di lantai 3 dengan medan berkelok-kelok naik turun dengan terengah-engah. Sesampainya di kelas, wajah wajah serius menahan berak mengalihkan pandangannya pada Nadin. San...